"Koe meh melu idol po ?" tanya Rm. Rektor disuatu
pagi setelah saya mencuci (penting ya dijelaskan timingnya :D)
"mboten mo... " Mungkin beliau lupa kalau batas
umur saya untuk ikut acara itu sudah habis bertahun-tahun yang lalu hehehe..
Keikutsertaan Sr. Christina, di X Factor Italia menjadi
pembicaraan beberapa orang di komunitas kami. Jujur saya nahan jangan sampai
nangis terharu saat melihat performnya di Youtube (malulah baru banyak orang di
ruang computer :)) Jawaban ketika ditanya kenapa mengikuti acara itu membuat
saya salut atas "keberanian" si suster untuk menjadi peserta audisi.
Kata Rama pembimbing tingkat kira-kira jawabannya gini ,"Saya diberi
talenta oleh Tuhan dan sekarang talenta ini saya berikan." Bukan jawaban
yang diplomatis tapi jawaban tulus dan rendah hati. Telenta yang Tuhan berikan
padanya memang lebih dari cukup. Suaranya bagus dan tidak sekedar menunjukkan
jubah yang dipakainya untuk mencari sensasi.
Bagi saya modal
talenta yang dimiliki Sr. Christina menjadi permenungan bahwa bukan apa yang
dipakai yang membuat orang respek tetapi kemampuan dibaliknya yang membuat apa
yang "dipakainya" menjadi lebih mempunyai makna.
Mungkin kalau saya tiba-tiba saja muncul di suatu acara
semacam itu hanya akan dianggap sebagai follower atau parahnya ikut-ikutan ,
cari moment hahaha. Kalaupun saya menanggapi "tawaran" Rm. Rektor,
saya harus mempunyai alasan yang membuat saya yakin bahwa saya tidak sedang
"jualan" apa yang saya pakai. Ahh tapi itu hanya pikiran iseng toh
nyanyi saja fals :D Mendingan mikir Filsafat Manusia yang membuat sakit perut
dan kepala pening atau mikir Kosmologi yang hanya untuk meringkas 4 lembar saja
butuh waktu 2 hari (lemot yaa ?!)
Mungkin lebih realistis kalo saya ganti bertanya, "mo,
saya boleh buat album atau nulis buku nggak ?!" hehehehehhe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar