Ini terjadi ketika dulu saya siaran... :)
Suatu
ketika, saya diberi program baru oleh radio. Sebenarnya hanya sebuah acara
request lagu – lagu Indonesia yang baru tapi karena durasinya selama 3 jam, ada
beberapa konten yang dimasukkan di dalamnya. Salah satunya curhat melalui sms
yang saya beri nama kamar 109. Nomor 109 ini sesuai dengan frekuensi radio
tempat saya siaran. Sebagai program baru, acara ini mendapat respon yang sangat
baik, terbukti dengan sms yang mencapai jumlah ratusan.
Acara
ini juga mempunyai banyak pendengar tetap yang selalu sms setiap saya siaran.
Salah satu pendengar tetap ini bernama stevi. Suatu ketika dia bercerita mempunyai
penyakit yang berat yaitu jantung.. Dalam smsnya dia mengaku sebagai pelajar
sebuah SMK di jogja tapi berasal dari Bandung. Saya bukan tipikal penyiar yang
langsung menanggapi pendengar diluar siaran. Karena dari pengalaman, kadang ketika terlalu dekat dengan pendengar justru merepotkan (maap). Pernah
suatu ketika Stevi sms, mendengarkan saya dari rumah sakit karena jantungnya
kambuh. Inipun juga hanya saya tanggapi dengan menyapanya ketika siaran. Hingga
pada suatu malam salah satu pendengar yang mengaku temannya mengatakan via sms kalau
Stevi ingin bertemu dengan saya. Teman yang lain lagi mengatakan waktu hidup Stevi
tidak lama lagi dan satu – satunya orang yang ingin dia temui adalah saya. Saya
sempat bingung saat itu, kemudian saya mencoba menelpon nomor sms itu tetapi
tidak diangkat. Bahkan ada satu orang yang mengaku sebagai kakaknya sms meminta
saya untuk menemui stevi. Nomor inipun sulit dihubungi. Sampai akhirnya saya
putuskan untuk tidak menghiraukan sms-sms ini.
Saya
ingat malam itu hujan mengguyur Jogjakarta deras sekali. Setiap kali hujan
seperti ini, saya selalu berusaha untuk lebih bersemangat siaran, dengan
memutarkan lagu – lagu terbaik, memilih informasi yang paling menarik dan
berbicara sebaik mungkin. Karena menurut saya pada saat hujan orang – orang
banyak yang lebih suka berada di kamar dan mendengarkan radio. Seperti
biasanya, malam itu saya menerima banyak sms. Tapi ada sebuah kejanggalan
karena saya menerima puluhan sms dari nomor yang berbeda, mengucapkan kata-kata
kehilangan dan selamat jalan untuk Stevi yang sudah meninggal. Saat itu saya
langsung berfikir bahwa stevi yang sakit jantung itulah yang meninggal. Ada
rasa bersalah dalam hati saya karena saya tidak pernah mengabaikan pendengar
saya ini. Saya tidak berusaha untuk menemuinya ketika sakit.
Kemudian
disela – sela siaran, saya mencoba
menghubungi nomor – nomor yang meng sms itu melalui telepon kantor. Hasilnya,
tidak ada yang mengangkat bahkan nomornya mati. Saya kemudian mencoba
menelusuri file sms yang pernah masuk, dan menemukan nomor yang mengaku sebagai
kakaknya. Saya menghubungi nomor itu tersambung tapi tidak diangkat. Dari sini
saya kemudian mulai curiga dengan peristiwa kematian ini. Kenapa tidak ada
satupun nomor yang bisa dihubungi, padahal tersambung. Sampai kemudian dari
file – file sms, saya menemukan nomor
stevi. Saya pun menghubungi nomor itu dan diangkat, di terima oleh suara laki –
laki. Ketika saya mencoba bertanya apakah saya dapat bertemu stevi, lelaki itu
menajwab tetapi tidak begitu terdengar karena tertutup suara air hujan dan
sambungan terputus. Saya kemudian menelpon lagi, tetapi nomor itu mati.
Saya
pulang siaran dengan perasaan tidak nyaman. Kembali saya merasakan rasa
bersalah sekaligus rasa janggal. Hingga akhirnya saya putuskan untuk datang ke
sekolah stevi pagi harinya. Pagi hari
sebelum ke sekolah stevi, saya ke kantor
radio dan tanpa sengaja saya bertemu dengan saudara seorang teman kantor yang
ternyata sekolah di tempat stevi sekolah. Lalu saya bertanya kepadanya apakah
ada teman sekolahnya yang baru saja meninggal karena penyakit jantung. Dan
jawabannya adalah “Tidak!!”. Fiiiuuuuhhhhh saat itu saya seperti merasa sedang
shooting sinetron dan sutradara berteriak “ Cut, bungkusssss!!”. Kemudian lampu
lampu dipadamkan. Ya, saya merasa seperti baru saja menjadi pemeran utama dalam
sebuah cerita tanpa saya tahu siapa yang menjadi sutradanya.
Menurut saya,
ada seseorang atau sekelompok orang yang sedang mengerjai saya entah dengan
maksud apa. Yang pasti orang ini niat sekali, karena puluhan nomor yang
berhubungan dengan stevi ini berbeda. Sampai saat ini saya juga tidak
mendatangai sekolah yang disebutkan sosok stevi ini, untuk mendapatkan
kebenarannya. Tidak ada juga orang yang mencari saya sehubungan dengan stevi.
Saya tidak tahu apakah cerita stevi ini benar atau rekayasa. Tapi kalau benar, semoga stevi bahagia di sisinya dan memaafkan saya karena saya tidak pernah
menghiraukannya.
-sekedar senggang-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar